BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Taman
kanak-kanak merupakan salah satu wadah pendidikan anak usia dini (4 - 6 tahun)
yang berfungsi untuk membantu mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu potensi tersebut
yaitu motorik halus yang dikembangkan melalui kegiatan berolah tangan dengan
berbagai media, teknik dan metode pembelajaran.
Ada beberapa
teknik pembelajaran dalam berolah tangan diantaranya menggunting, menempel,
menggambar, kolase, mozaik, meronce dan membentuk dengan plastisin.
Dari aktivitas
jari jemari anak, meronce dapat melatih ketrampilan anak sebagai bekal
perkembangan ketrampilan selanjutnya. Didukung ketelitian dan kreatifitas,
ketrampilan meronce akan menghasilkan karya-karya menarik yang dapat
dimanfaatkan sebagai hiasan gantungan kunci, tirai dan tasbih.
Metode pemberian
tugas merupakan metode yang paling tepat digunakan dalam pengembangan kegiatan
meronce karena anak didik terlibat langsung melakukan kegiatan meronce.
Kegiatan ini diupayakan agar dapat merangsang anak untuk menciptakan karya seni
secara mandiri.
Penggunaan
metode pemberian tugas diharapkan agar anak didik akan aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dan kegiatan meronce menjadi kegiatan yang menyenangkan
bagi mereka, sehingga motivasi dalam mengikuti kegiatan meronce menjadi
meningkat.
Kenyataan yang
ada di TK “TUNAS BANGSA” Bandung yaitu kurangnya motivasi anak dalam kegiatan
meronce. Dari 11 anak, yang terlihat
antusias, ceria dan bertanggung jawab dalam mengikuti kegiatan meronce hanya
ada 3 anak, yang 5 anak berusaha
mengikuti setiap langkah meronce dan yang lainnya hanya menyerahkan bahan
kepada guru lalu minta untuk dirangkaikan, hal ini berarti
ketika mengerjakan kegiatan
meronce masih banyak terlihat anak yang hanya mencontoh
dan tidak berani/tidak mau mencoba menambah bentuk
lain dari
contoh yang sudah ada. Selain itu anak didik banyak yang terlihat bosan, kurang tertarik,
dan bahkan ada yang main
sendiri saat mengerjakan kegiatan
meronce. Padahal jika anak tidak bosan mengerjakan
kegiatan meronce, hasil kegiatan atau prakarya anak
dapat meningkatkan kecerdasan anak didik.
Dari hal tersebut diatas dapat disimpulkan kegiatan
meroce anak
didik masih sangat rendah. Perlu
menggunakan suatu metode untuk meningkatkan motivasi anak didik dalam kegiatan
meronce di TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo.
Berdasarkan pengamatan masalah yang ada pada TK “TUNAS
BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo, langkah yang akan diambil
peneliti agar motivasi anak dapat meningkat dalam
kegiatan meronce dengan Metode Pemberian Tugas. Peneliti
mencoba mencari jalan keluar masalah, oleh karena itu
peneliti berusaha memperbaiki pembelajaran dalam kegiatan meronce menggunakan Metode
Pemberian Tugas melalui PTK (action research) di TK “TUNAS
BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo.
B.
Identifikasi
Masalah
Dari hasil
diskusi dengan para guru di TK “TUNAS BANGSA” teridentifikasi masalah sebagai
berikut:
1.
Motivasi anak didik dalam kegiatan
meronce rendah.
2.
Hasil kegiatan meronce anak didik masih
rendah.
3.
Bagi anak kegiatan meronce merupakan
kegiatan yang sulit dikerjakan.
4.
Guru dalam mengajar tidak menggunakan
media yang menarik.
C.
Analisis
Adapun analisis
dari masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1.
Motivasi anak dalam kegiatan meronce
kurang diperhatikan.
2.
Penggunaan metode kurang bervariasi atau
kurang memberdayakan anak didik.
D.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
“Apakah menggunakan Metode Pemberian Tugas
dapat meningkatkan motivasi anak dalam kegiatan meronce pada anak didik TK
“TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo Semester II Tahun Pelajaran
2012/2013?”
2.
“Bagaimana
meningkatkan motivasi anak dengan Metode Pemberian Tugas dalam kegiatan
meronce pada anak didik TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo Semester
II Tahun Pelajaran 2012/2013?”
E.
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
Umum
Berdasarkan rumusan masalah penelitian
diatas maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan motivasi anak dalam kegiatan meronce
menggunakan Metode Pemberian Tugas pada anak didik TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan
Kutoarjo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Tujuan
Khusus
Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah:
a.
Untuk
mengetahui gambaran kondisi motivasi anak didik sebelum adanya kegiatan meronce
dengan Metode Pemberian Tugas.
b. Untuk mengetahui
proses kegiatan meronce untuk meningkatkan motivasi dengan Metode Pemberian
Tugas pada anak didik.
c. Untuk mengetahui
sejauh mana motivasi anak didik setelah
mengikuti kegiatan meronce dengan Metode Pemberian Tugas.
F.
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat bagi:
1. Anak
Didik
a. Meningkatnya
motivasi anak dalam meronce.
b. Mengembangkan
ketrampilan anak dalam kegiatan meronce.
c. Meningkatnya
kreativitas anak dalam kegiatan meronce.
2. Guru
a. Meningkatnya
kreativitas guru dalam pembelajaran
b. Menambah
wawasan guru tentang upaya perbaikan pembelajaran.
3. Sekolah
a. Meningkatnya
profesionalisme guru TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo.
b. Meningkatnya
mutu pendidikan di TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.
Motivasi
a.
Pengertian
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah mo·ti·va·si n (1) dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu; ….. (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php),
sebagaimana dikemukakan Dimyati dan Mudjiono (2002:80) bahwa motivasi dipandang
sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar.
Berdasarkan
pengertian tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa motivasi merupakan sesuatu
yang memberi pengaruh yang menimbulkan dan memperkuat berbagai aktivitas atau
kegiatan seseorang.
b.
Motivasi Belajar
Menurut
Pribadi,dkk (2011:10,4) motivasi belajar dapat berupa motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsik berhubungan dengan cita-cita, nilai dan sikap
yang dianut. Jika seseorang memiliki cita-cita, maka akan berusaha belajar
dengan giat untuk mencapai cita-citanya. Sedangkan motivasi ekstrisik pada
umumnya dipengaruhi oleh faktor luar seperti penghargaan, iming-iming, imbalan
(reward).
2.
Meronce
a.
Pengertian
Kata meronce berarti: “menyusun benda
atau merangkai benda menjadi satu dengan menggunakan seutas tali atau yang
lain” (http://DKeduclub.blogspot.com)
Ketrampilan ini membutuhkan
ketrampilan koordinasi tangan, ketelitian, kerapian dan kreativitas. Kegiatan
meronce jika disajikan dengan minat dan kemampuan anak akan memberikan
keasyikan dan kegembiraan serta kepuasan.
b.
Kegiatan Meronce
Kegiatan meronce pada dasarnya
merupakan suatu kegiatan menyusun benda-benda, pernik-pernik dengan sentuhan
keindahan sehingga orang yang melihatnya merasa puas. Dalam kegiatan meronce
juga memperhatikan unsur-unsur visual. Unsur-unsur tersebut harus memenuhi
prinsip menyusun seperti komposisi bentuk, warna, ukuran, jenis dan sebagainya.
3.
Pemberian
Tugas
a.
Pengertian
Menurut Mulyati Sumantri dkk, Metode
Pemberian Tugas atau Penugasan adalah suatu cara interaksi belajar mengajar
yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan anak didik di
sekolah maupun di rumah, baik secara perorangan maupun kelompok. (http://binham.wordpress.com/2012/05/01/metode-pemberian-tugas-re....
16/10/2012 6:51)
Roestiyah mengatakan teknik pemberian
tugas memiliki tujuan agar anak didik mendapat hasil belajar yang lebih mantap,
karena anak didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga
pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu lebih terintegrasi (http://wijayalabs.wordpress.com/2012/02/28/metode-pemberian-tugas/).
Jadi dari kedua pendapat diatas Metode
Pemberian Tugas merupakan suatu cara belajar mengajar yang ditandai dengan
adanya tugas yang harus dikerjakan anak didik sesuai petunjuk dari guru.
b.
Kegiatan Meronce Menggunakan Metode
Pemberian Tugas
Dalam kegiatan meronce guru memberikan
tugas yang harus dikerjakan anak didik dengan bahan latihan yang harus diolah
menjadi karya seni. Tugas diberikan untuk memberikan kesempatan kepada anak
didik untuk menyelesaikan tugasnya berdasar petunjuk langsung dari guru dan
mengalami secara nyata bahan latihan yang harus dikerjakan sampai selesai.
Kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh guru dengan langkah satu persatu secara
keseluruhan dan membimbing bagaimana cara meronce langkah demi langkah.
B. Kerangka Berfikir
Penerapan metode pemberian tugas
untuk meningkatkan motivasi anak dalam kegiatan meronce dapat dilihat pada
skema seperti berikut ini:

![]() |
![]() |
![]() |
C. Hipotesis Tindakan
Menggunakan Metode Pemberian Tugas
dapat meningkatkan motivasi dalam kegiatan meronce pada anak didik Kelompok B
TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo Semester II Tahun Pelajaran 2012 /
2013.
D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
Indikator yang digunakan untuk
mengukur motivasi anak adalah antusias,
tanggung jawab dan keceriaan atau kegembiraan dalam mengikuti kegiatan meronce.
Dalam mengikuti penelitian ini
motivasi anak diklarifikasikan menjadi 4 (empat) golongan yaitu:
1.
Sangat termotivasi jika pembelajaran
secara aktif menunjukkan seluruh indikator.
2.
Termotivasi jika dalam pembelajaran
menunjukkan 2 (dua) indikator.
3.
Kurang termotivasi jika dalam
pembelajaran hanya menunjukkan 1 (satu) indikator.
4.
Tidak termotivasi jika dalam
pembelajaran tidak menunjukkan satupun indikator yang ditetapkan.
Sedangkan
kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan melalui upaya
pembelajaran yaitu motivasi anak didik dinyatakan positif jika jumlah anak didik menunjukkan seluruh
indikator yang telah ditetapkan.
BAB
III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di TK “TUNAS
BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo. Secara geografis Taman Kanak-Kanak ini
berada di perbatasan dengan wilayah kecamatan yang lain. Jarak dari pusat kota Kutoarjo
kurang lebih 1 km kearah Timur.
Alasan menetapkan TK “TUNAS BANGSA”
Bandung sebagai tempat penelitian adalah karena Ketua Yayasan, Kepala Desa dan
Kepala Sekolah memberikan ijin untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas di TK
“TUNAS BANGSA”.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dengan jadwal sebagai
berikut :
a.
Siklus 1
1)
Selasa, 12 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
2)
Rabu, 13 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
3)
Kamis, 14 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
4)
Jum’at, 15 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
5)
Sabtu, 16 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
b.
Siklus 2
1)
Senin, 18 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
2)
Selasa, 19 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
3)
Rabu, 20 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
4)
Kamis, 21 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
5)
Jum’at, 22 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah anak didik
Kelompok B TK “TUNAS BANGSA” Bandung. Jumlah anak didik sebanyak 11 anak yang
terdiri dari 6 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Mayoritas dari keluarga
yang status sosial ekonominya menengah ke bawah.
B. Deskripsi per Siklus
1. SIKLUS 1
a.
Perencanaan
Langkah penting dalam pelaksanaan
tindakan pada tahap perencanaan tindakan adlah persiapan alat pengumpul data.
Alat yang disiapkan adalah lembar observasi terstruktur untuk anak didik dan
lembar observasi terbuka untuk guru pengajar untuk 5 (lima) kali tindakan. Cara
penggunaan lembar observasi terstruktur yaitu dengan mencantumkan tanda centang (√) pada setiap aspek yang
diobservasi.
Instrumen lain yang dipersiapkan
adalah lembar persiapan mengajar. Instrumen ini dirancang secara spesifikasi
pada skenario pembelajaran yang memuat pola interaksi anak didik aktif
ditunjang dengan penggunaan metode pemberian tugas untuk 5 (lima) kali
tindakan. Kegiatan terpilih adalah meronce dengan tema Rekreasi dengan indikator
“antusias, tanggung jawab dan keceriaan”. Indikator yang diambil demikian karena antusias, tanggung jawab dan
keceriaan adalah indikator yang berhubungan langsung dengan motivasi. Pertimbangan
memilih kegiatan meronce adalah sebagai kegiatan yang kurang disukai anak
didik, terlihat kurangnya motivasi anak didik dalam mengikuti kegiatan meronce.
b.
Pelaksanaan
Tindakan yang dilaksanakan pada
Siklus 1 ini merupakan realisasi perencanaan yang telah disusun untuk 5 (lima)
kali tindakan, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan
akhir. Observasi dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat, sedang yang
diobservasi adalah kegiatan atau respon anak didik dan guru pengajar selama
proses pembelajaran meronce.
c.
Observasi
Hasil observasi menunjukkan bahwa
pembelajaran yang berorientasi anak didik aktif dalam penerapan penggunaan
metode pemberian tugas selama 5 (lima) kali tindakan menggambarkan motivasi
anak didik yang cukup tinggi dan suasana proses pembelajaran tampak hidup dan
kondusif. Anak didik tampak aktif mengikuti kegiatan meronce karena merasa
menjadi bagian dari kesibukan kolektif dan rasa ingin tahunya untuk mengeksplor
bahan yang ada didekatnya menjadi suatu karya yang membuat mereka bangga.
d.
Refleksi
Secara umum pembelajaran dengan
metode pemberian tugas untuk 5 (lima) kali tindakan ini dapat berlangsung
efektif, namun masih ada beberapa anak didik yang tidak ikut terlibat secara
aktif selama kegiatan melipat. Mereka tidak melakukan kegiatan yang dilakukan
sebagian besar anak didik yang lain, hanya duduk pasif walaupun menunjukkan
sikap perhatian.
Mengapa ada anak didik yang bersikap
pasif dan tampak kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan meronce? Guru
harus berupaya menjalin komunikasi dengan anak didik dan mencari pemecahannya
untuk diterapkan pada tindakan siklus kedua.
2.
SIKLUS 2
a.
Perencanaan
Rencana tindakan pada siklus 2 ini
sama dengan rencana tindakan siklus 1. Perencanaan dipersiapkan dan disusun
untuk 5 (lima) kali tindakan, ditambah dengan beberapa tindakan untuk
menumbuhkan motivasi anak didik dalam mengikuti kegiatan meronce yang pada
siklus 1 belum optimal. Perbaikan tindakan diantaranya :
-
Guru memperjelas setiap langkah-langkah
yang harus diikuti anak didik dengan perlahan-lahan dalam cara merangkai
manik-manik seperti cara memegang benang, cara memilih bentuk dan warna yang
sama, cara menyimpulkan tali dan sebagainya.
-
Anak didik diberi kebebasan memadukan
warna dan bentuk manik-manik sesuai dengan kreasinya.
-
Anak didik yang sudah terampil diminta
menjadi tutor sebaya temannya yang kurang terampil.
-
Anak didik yang terampil diberikan
pujian atau penghargaan, imbalan (reward) berupa acungan jempol, tanda bintang
3 (tiga) dan lain sebagainya.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tidakan pada siklus 2
ini menggunakan rencana tindakan sebanyak 5 (lima) kali tindakan yang sudah diperbaiki
dan dilengkapi sebagaimana sudah dikemukakan di atas. Ada 4 (empat) macam perbaikan dan tambahan
tindakan yang telah direncanakan tersebut dilaksanakan pada 5 (lima) kali
tindakan pada siklus 2 dengan harapan dapat memperoleh peningkatan motivasi
anak didik secara optimal dalam mengikuti kegiatan meronce.
c.
Observasi
Hasil observasi siklus 2 dalam kegiatan meronce menggunakan Metode
Pemberian Tugas yang berorientasi pada keterlibatan anak didik secara langsung
sudah diperbaiki dan dilengkapi dalam 5 (lima) kali tindakan sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya, guru berusaha meningkatkan motivasi anak didik dari
siklus 1. Suasana proses pembelajaran pada tiap tindakan diusahakan lebih hidup
dan kondusif, sehingga anak didik lebih antusias dan aktif mengikuti kegiatan
meronce. Mereka tampak gembira dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran
karena merasa menjadi bagian dari kesibukan kolektif dan untuk memenuhi
kebutuhan rasa ingin tahu mereka terhadap eksplorasi bahan yang ada
dilingkungannya menjadi karya yang menarik dan membanggakan.
d.
Refleksi
Secara umum kegiatan meronce
menggunakan Metode Pemberian Tugas berlangsung lebih efektif. Pada siklus 2 ini
anak didik dipacu motivasinya dengan tindakan perbaikan dengan 5 (lima)
pendekatan yang telah dikemukakan diatas.
Setiap anak didik memiliki potensi
dan kemampuan yang berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu cara
memperlakukannya juga akan berbeda-beda.
C. Rencana Pelaksanaan per Siklus
1.
Prosedur
Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan
dalam bentuk proses pengkajian daur 4 (empat) tahap, yaitu : Merencanakan, Melakukan Tindakan, Mengamati (Observasi), Merefleksi.
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan yang
diharapkan dalam penelitian. Dalam setiap siklus dilakukan 5 (lima) tindakan
yang diwujudkan dalam proses pembelajaran selama 2,5 jam dari pukul 07.30 s.d.
10.00 WIB.
Adapun secara garis besar kegiatan
yang dilakukan pada setiap langkah adalah sebagai berikut :
a.
Perencanaan
Perencanaan tindakan ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan anak didik setelah memperoleh pengetahuan atau
pengalaman dengan melibatkan secara aktif anak didik dalam proses pembelajaran
yang difasilitasi guru.
Prosedur
perencanaan dalam tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1)
Menyusun RKH
2)
Menyiapkan materi kegiatan
3)
Menyiapkan sumber dan bahan
4)
Menyiapkan panduan pengamatan
5)
Menyusun persiapan mengajar
6)
Menyiapkan media yang akan digunakan
pada proses pembelajaran.
b.
Pelaksanaan
Rencana yang telah disusun sesuai
dengan langkah yang telah ditentukan dengan Metode Pemberian Tugas dilaksanakan
tindakan pada siklus 1 sebagai berikut:
1)
Sebelum KBM guru melakukan apersepsi
untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak didik.
2)
Menghangatkan suasana dan memotivasi
anak didik dalam proses pembelajaran.
3)
Mengemukakan peraturan dan tata tertib
saat memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran.
4)
Mengawasi, memonitor dan bertindak
sebagai fasilitator selama proses pembelajaran.
5)
Guru melatih anak didik untuk
menyimpulkan proses dan hasil kegiatan meronce dengan pertanyaan-pertanyaan
yang jawabannya merupakan hasil kesimpulan.
6)
Guru memberikan penilaian terhadap
motivasi yang ada pada anak didik selama kegiatan meronce.
c.
Observasi
Observasi dilaksanakan untuk melihat
pelaksanaan apakah semua rencana yang telah disusun dapat membuahkan hasil yang
baik. Observasi dilaksanakan:
1)
Dengan membuat Rencana Kegiatan Harian
(RKH) dengan disertai dengan lembar observasi anak didik.
2)
Menggunakan alat pembelajaran/media manik-manik.
3)
Oleh Guru dan dibantu teman sejawat
dengan lembar APKG-PKP.
d.
Refleksi
Hasil observasi yang diperoleh selama
kegiatan meronce dianalisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami.
Data yang terkumpul dianalisis untuk mempermudah penarikan kesimpulan.
Pada tahap ini dimaksudkan untuk
mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang
telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
selanjutnya. Jika terjadi masalah dari hasil refleksi, maka dilakukan proses
pengkajian melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan :
1)
Perencanaan ulang.
2)
Pelaksanaan ulang.
3)
Pengamatan ulang sehingga permasalahan
dapat teratasi.
2.
Teknik
dan Alat Pengumpulan Data
a.
Data
Data yang akan digunakan sebagai
bahan informasi dalam penelitian ditetapkan dari 2 (dua) sumber yaitu dari guru
pelaksana tugas dan dari anak didik Kelompok B TK “TUNAS BANGSA” Bandung
Kecamatan Kutoarjo semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 11
terdiri dari 6 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Kondisi anak didik terdiri
dari berbagai karakteristik bakat, minat dan kemampuan.
b.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian
tindakan kelas ini hanya menggunakan teknik observasi untuk mengetahui keadaan
anak didik selama proses pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi, observer
diberi pedoman yang berisi hal-hal pokok yang harus diobservasi.
Dalam pelaksanaan observasi peneliti
dibantu teman sejawat atau observer :
Nama : PUJI SUSILO RAHAYU
Pekerjaan : Guru TK
Unit Kerja : TK “TUNAS BANGSA” Bandung
Tugas : Mengobservasi kegiatan perbaikan
pembelajaran.
Data dikumpulkan melalui catatan
observasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan siklus terakhir
bersama mitra kolaborasi.
Catatan observasi anak didik
dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas anak didik sebagai gambaran
meningkatnya motivasi anak didik dalam kegiatan meronce, sedangkan catatan
observasi guru pengajar digunakan sebagai bahan perbaikan perencanaan tindakan.
c.
Analisis
Data
Teknik
yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif
analitik dengan penjelasan sebagai berikut :
b.
Data kualitatif yang diperoleh dari
aktivitas anak didik, diklarifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan
fokus analisis.
c.
Data observasi setiap aspek pengamatan
dihitung frekwensinya (dibuat pointer per aspek) kemudian dikomporasikan antar
siklus maupun dengan indikator kinerja.
d.
Data hasil observasi dari guru digunakan
untuk merevisi perencanaan tindakan.
Nilai prosentase dihitung dengan
ketentuan sebagai berikut:
NP
=
x 100%

Keterangan:
NP : Nilai Prosentase R :
Jumlah Responden
NK : Nilai Kumulatif
Selanjutnya nilai prosentase
tersebut juga dikomporasikan antar siklus maupun dengan indikator kinerja.