Senin, 25 Maret 2013

“UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM KEGIATAN MERONCE MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK DIDIK TK “TUNAS BANGSA” BANDUNG KECAMATAN KUTOARJO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013”.



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Taman kanak-kanak merupakan salah satu wadah pendidikan anak usia dini (4 - 6 tahun) yang berfungsi untuk membantu mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu potensi tersebut yaitu motorik halus yang dikembangkan melalui kegiatan berolah tangan dengan berbagai media, teknik dan metode pembelajaran.
Ada beberapa teknik pembelajaran dalam berolah tangan diantaranya menggunting, menempel, menggambar, kolase, mozaik, meronce dan membentuk dengan plastisin.
Dari aktivitas jari jemari anak, meronce dapat melatih ketrampilan anak sebagai bekal perkembangan ketrampilan selanjutnya. Didukung ketelitian dan kreatifitas, ketrampilan meronce akan menghasilkan karya-karya menarik yang dapat dimanfaatkan sebagai hiasan gantungan kunci, tirai dan tasbih.
Metode pemberian tugas merupakan metode yang paling tepat digunakan dalam pengembangan kegiatan meronce karena anak didik terlibat langsung melakukan kegiatan meronce. Kegiatan ini diupayakan agar dapat merangsang anak untuk menciptakan karya seni secara mandiri.
Penggunaan metode pemberian tugas diharapkan agar anak didik akan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan kegiatan meronce menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi mereka, sehingga motivasi dalam mengikuti kegiatan meronce menjadi meningkat.
Kenyataan yang ada di TK “TUNAS BANGSA” Bandung yaitu kurangnya motivasi anak dalam kegiatan meronce. Dari 11 anak,  yang terlihat antusias, ceria dan bertanggung jawab dalam mengikuti kegiatan meronce hanya ada 3  anak, yang 5 anak berusaha mengikuti setiap langkah meronce dan yang lainnya hanya menyerahkan bahan kepada guru lalu minta untuk dirangkaikan, hal  ini  berarti  ketika  mengerjakan         kegiatan meronce masih  banyak   terlihat  anak yang  hanya mencontoh  dan       tidak berani/tidak  mau   mencoba  menambah bentuk lain  dari  contoh yang sudah ada. Selain itu anak didik banyak yang terlihat bosan, kurang tertarik,  dan bahkan ada yang main sendiri saat mengerjakan kegiatan meronce. Padahal jika anak tidak bosan mengerjakan kegiatan meronce,   hasil kegiatan atau prakarya anak dapat meningkatkan kecerdasan anak didik.   
Dari hal tersebut diatas dapat disimpulkan kegiatan meroce  anak didik  masih sangat rendah. Perlu menggunakan suatu metode untuk meningkatkan motivasi anak didik dalam kegiatan meronce di TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo.
Berdasarkan   pengamatan   masalah   yang   ada   pada   TK   “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo, langkah  yang  akan  diambil  peneliti  agar  motivasi  anak  dapat meningkat dalam kegiatan meronce  dengan  Metode  Pemberian Tugas. Peneliti mencoba mencari  jalan  keluar  masalah, oleh karena itu peneliti berusaha memperbaiki pembelajaran dalam kegiatan meronce menggunakan Metode Pemberian Tugas melalui PTK (action research) di TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo.

B.       Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi dengan para guru di TK “TUNAS BANGSA” teridentifikasi masalah sebagai berikut:
1.    Motivasi anak didik dalam kegiatan meronce rendah.
2.    Hasil kegiatan meronce anak didik masih rendah.
3.    Bagi anak kegiatan meronce merupakan kegiatan yang sulit dikerjakan.
4.    Guru dalam mengajar tidak menggunakan media yang menarik.

C.      Analisis
Adapun analisis dari masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1.    Motivasi anak dalam kegiatan meronce kurang diperhatikan.
2.    Penggunaan metode kurang bervariasi atau kurang memberdayakan anak didik.
D.      Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang diatas  maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    “Apakah menggunakan Metode Pemberian Tugas dapat meningkatkan motivasi anak dalam kegiatan meronce pada anak didik TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013?”
2.    Bagaimana meningkatkan motivasi anak dengan Metode Pemberian Tugas dalam kegiatan meronce pada anak didik TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013?”

E.       Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
          Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan  motivasi anak dalam kegiatan meronce menggunakan Metode Pemberian Tugas pada anak didik TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
2.    Tujuan Khusus
Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah:
a.    Untuk mengetahui gambaran kondisi motivasi anak didik sebelum adanya kegiatan meronce dengan Metode Pemberian Tugas.
b. Untuk mengetahui proses kegiatan meronce untuk meningkatkan motivasi dengan Metode Pemberian Tugas pada anak didik.
c. Untuk mengetahui sejauh mana motivasi anak didik  setelah mengikuti kegiatan meronce dengan Metode Pemberian Tugas.

F.       Manfaat Penelitian
   Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1.    Anak Didik
a.    Meningkatnya motivasi anak dalam meronce.
b.    Mengembangkan ketrampilan anak dalam kegiatan meronce.
c.    Meningkatnya kreativitas anak dalam kegiatan meronce.
2.    Guru
a.    Meningkatnya kreativitas guru dalam pembelajaran
b.    Menambah wawasan guru tentang upaya perbaikan pembelajaran.
3.    Sekolah
a.    Meningkatnya profesionalisme guru TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo.
b.    Meningkatnya mutu pendidikan di TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Kajian Teori
1.         Motivasi
a.    Pengertian
          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah mo·ti·va·si n (1) dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; ….. (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php), sebagaimana dikemukakan Dimyati dan Mudjiono (2002:80) bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
          Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang memberi pengaruh yang menimbulkan dan memperkuat berbagai aktivitas atau kegiatan seseorang.
b.    Motivasi Belajar
Menurut Pribadi,dkk (2011:10,4) motivasi belajar dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik berhubungan dengan cita-cita, nilai dan sikap yang dianut. Jika seseorang memiliki cita-cita, maka akan berusaha belajar dengan giat untuk mencapai cita-citanya. Sedangkan motivasi ekstrisik pada umumnya dipengaruhi oleh faktor luar seperti penghargaan, iming-iming, imbalan (reward).
2.         Meronce
a.    Pengertian
          Kata meronce berarti: “menyusun benda atau merangkai benda menjadi satu dengan menggunakan seutas tali atau yang lain” (http://DKeduclub.blogspot.com)
          Ketrampilan ini membutuhkan ketrampilan koordinasi tangan, ketelitian, kerapian dan kreativitas. Kegiatan meronce jika disajikan dengan minat dan kemampuan anak akan memberikan keasyikan dan kegembiraan serta kepuasan.
b.    Kegiatan Meronce
          Kegiatan meronce pada dasarnya merupakan suatu kegiatan menyusun benda-benda, pernik-pernik dengan sentuhan keindahan sehingga orang yang melihatnya merasa puas. Dalam kegiatan meronce juga memperhatikan unsur-unsur visual. Unsur-unsur tersebut harus memenuhi prinsip menyusun seperti komposisi bentuk, warna, ukuran, jenis dan sebagainya.
3.         Pemberian Tugas
a.    Pengertian
          Menurut Mulyati Sumantri dkk, Metode Pemberian Tugas atau Penugasan adalah suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan anak didik di sekolah maupun di rumah, baik secara perorangan maupun kelompok. (http://binham.wordpress.com/2012/05/01/metode-pemberian-tugas-re.... 16/10/2012 6:51)
          Roestiyah mengatakan teknik pemberian tugas memiliki tujuan agar anak didik mendapat hasil belajar yang lebih mantap, karena anak didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu lebih terintegrasi (http://wijayalabs.wordpress.com/2012/02/28/metode-pemberian-tugas/).
          Jadi dari kedua pendapat diatas Metode Pemberian Tugas merupakan suatu cara belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas yang harus dikerjakan anak didik sesuai petunjuk dari guru.
b.    Kegiatan Meronce Menggunakan Metode Pemberian Tugas
          Dalam kegiatan meronce guru memberikan tugas yang harus dikerjakan anak didik dengan bahan latihan yang harus diolah menjadi karya seni. Tugas diberikan untuk memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyelesaikan tugasnya berdasar petunjuk langsung dari guru dan mengalami secara nyata bahan latihan yang harus dikerjakan sampai selesai. Kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh guru dengan langkah satu persatu secara keseluruhan dan membimbing bagaimana cara meronce langkah demi langkah.

B.       Kerangka Berfikir
            Penerapan metode pemberian tugas untuk meningkatkan motivasi anak dalam kegiatan meronce dapat dilihat pada skema seperti berikut ini:
 





                                                   









 



C.      Hipotesis Tindakan
            Menggunakan Metode Pemberian Tugas dapat meningkatkan motivasi dalam kegiatan meronce pada anak didik Kelompok B TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo Semester II Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

D.      Indikator dan Kriteria Keberhasilan
            Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi anak  adalah antusias, tanggung jawab dan keceriaan atau kegembiraan dalam mengikuti kegiatan meronce.
            Dalam mengikuti penelitian ini motivasi anak diklarifikasikan menjadi 4 (empat) golongan yaitu:
1.         Sangat termotivasi jika pembelajaran secara aktif menunjukkan seluruh indikator.
2.         Termotivasi jika dalam pembelajaran menunjukkan 2 (dua) indikator.
3.         Kurang termotivasi jika dalam pembelajaran hanya menunjukkan 1 (satu) indikator.
4.         Tidak termotivasi jika dalam pembelajaran tidak menunjukkan satupun indikator yang ditetapkan.
            Sedangkan kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan melalui upaya pembelajaran yaitu motivasi anak didik dinyatakan positif  jika jumlah anak didik menunjukkan seluruh indikator yang telah ditetapkan.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.      Subyek Penelitian

1.    Tempat Penelitian
          Penelitian dilaksanakan di TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo. Secara geografis Taman Kanak-Kanak ini berada di perbatasan dengan wilayah kecamatan yang lain. Jarak dari pusat kota Kutoarjo kurang lebih 1 km kearah Timur.
          Alasan menetapkan TK “TUNAS BANGSA” Bandung sebagai tempat penelitian adalah karena Ketua Yayasan, Kepala Desa dan Kepala Sekolah memberikan ijin untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas di TK “TUNAS BANGSA”.

2.    Waktu Penelitian
          Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dengan jadwal sebagai berikut :
a.         Siklus 1
1)        Selasa, 12 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
2)        Rabu, 13 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
3)        Kamis, 14 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
4)        Jum’at, 15 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
5)        Sabtu, 16 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
b.         Siklus 2
1)        Senin, 18 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
2)        Selasa, 19 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
3)        Rabu, 20 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
4)        Kamis, 21 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
5)        Jum’at, 22 Februari 2013, Pukul 07.30 – 10.00.
3.    Subyek Penelitian
            Subyek penelitian adalah anak didik Kelompok B TK “TUNAS BANGSA” Bandung. Jumlah anak didik sebanyak 11 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Mayoritas dari keluarga yang status sosial ekonominya menengah ke bawah.

B.       Deskripsi per Siklus
1.    SIKLUS 1
a.    Perencanaan
            Langkah penting dalam pelaksanaan tindakan pada tahap perencanaan tindakan adlah persiapan alat pengumpul data. Alat yang disiapkan adalah lembar observasi terstruktur untuk anak didik dan lembar observasi terbuka untuk guru pengajar untuk 5 (lima) kali tindakan. Cara penggunaan lembar observasi terstruktur yaitu dengan mencantumkan tanda centang (√) pada setiap aspek yang diobservasi.
            Instrumen lain yang dipersiapkan adalah lembar persiapan mengajar. Instrumen ini dirancang secara spesifikasi pada skenario pembelajaran yang memuat pola interaksi anak didik aktif ditunjang dengan penggunaan metode pemberian tugas untuk 5 (lima) kali tindakan. Kegiatan terpilih adalah meronce dengan tema Rekreasi dengan indikator “antusias, tanggung jawab dan keceriaan”. Indikator yang diambil  demikian karena antusias, tanggung jawab dan keceriaan adalah indikator yang berhubungan langsung dengan motivasi. Pertimbangan memilih kegiatan meronce adalah sebagai kegiatan yang kurang disukai anak didik, terlihat kurangnya motivasi anak didik dalam mengikuti kegiatan meronce.

b.    Pelaksanaan
            Tindakan yang dilaksanakan pada Siklus 1 ini merupakan realisasi perencanaan yang telah disusun untuk 5 (lima) kali tindakan, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir. Observasi dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat, sedang yang diobservasi adalah kegiatan atau respon anak didik dan guru pengajar selama proses pembelajaran meronce.

c.    Observasi
            Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang berorientasi anak didik aktif dalam penerapan penggunaan metode pemberian tugas selama 5 (lima) kali tindakan menggambarkan motivasi anak didik yang cukup tinggi dan suasana proses pembelajaran tampak hidup dan kondusif. Anak didik tampak aktif mengikuti kegiatan meronce karena merasa menjadi bagian dari kesibukan kolektif dan rasa ingin tahunya untuk mengeksplor bahan yang ada didekatnya menjadi suatu karya yang membuat mereka bangga.

d.   Refleksi
            Secara umum pembelajaran dengan metode pemberian tugas untuk 5 (lima) kali tindakan ini dapat berlangsung efektif, namun masih ada beberapa anak didik yang tidak ikut terlibat secara aktif selama kegiatan melipat. Mereka tidak melakukan kegiatan yang dilakukan sebagian besar anak didik yang lain, hanya duduk pasif walaupun menunjukkan sikap perhatian.
            Mengapa ada anak didik yang bersikap pasif dan tampak kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan meronce? Guru harus berupaya menjalin komunikasi dengan anak didik dan mencari pemecahannya untuk diterapkan pada tindakan siklus kedua.

2.          SIKLUS 2
a.    Perencanaan
            Rencana tindakan pada siklus 2 ini sama dengan rencana tindakan siklus 1. Perencanaan dipersiapkan dan disusun untuk 5 (lima) kali tindakan, ditambah dengan beberapa tindakan untuk menumbuhkan motivasi anak didik dalam mengikuti kegiatan meronce yang pada siklus 1 belum optimal. Perbaikan tindakan diantaranya :
-       Guru memperjelas setiap langkah-langkah yang harus diikuti anak didik dengan perlahan-lahan dalam cara merangkai manik-manik seperti cara memegang benang, cara memilih bentuk dan warna yang sama, cara menyimpulkan tali dan sebagainya.
-       Anak didik diberi kebebasan memadukan warna dan bentuk manik-manik sesuai dengan kreasinya.
-       Anak didik yang sudah terampil diminta menjadi tutor sebaya temannya yang kurang terampil.
-       Anak didik yang terampil diberikan pujian atau penghargaan, imbalan (reward) berupa acungan jempol, tanda bintang 3 (tiga) dan lain sebagainya.

b.    Pelaksanaan
            Pelaksanaan tidakan pada siklus 2 ini menggunakan rencana tindakan sebanyak 5 (lima) kali tindakan yang sudah diperbaiki dan dilengkapi sebagaimana sudah dikemukakan di atas.  Ada 4 (empat) macam perbaikan dan tambahan tindakan yang telah direncanakan tersebut dilaksanakan pada 5 (lima) kali tindakan pada siklus 2 dengan harapan dapat memperoleh peningkatan motivasi anak didik secara optimal dalam mengikuti kegiatan meronce.

c.    Observasi
            Hasil observasi siklus 2 dalam kegiatan meronce menggunakan Metode Pemberian Tugas yang berorientasi pada keterlibatan anak didik secara langsung sudah diperbaiki dan dilengkapi dalam 5 (lima) kali tindakan sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, guru berusaha meningkatkan motivasi anak didik dari siklus 1. Suasana proses pembelajaran pada tiap tindakan diusahakan lebih hidup dan kondusif, sehingga anak didik lebih antusias dan aktif mengikuti kegiatan meronce. Mereka tampak gembira dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran karena merasa menjadi bagian dari kesibukan kolektif dan untuk memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu mereka terhadap eksplorasi bahan yang ada dilingkungannya menjadi karya yang menarik dan membanggakan.

d.   Refleksi
            Secara umum kegiatan meronce menggunakan Metode Pemberian Tugas berlangsung lebih efektif. Pada siklus 2 ini anak didik dipacu motivasinya dengan tindakan perbaikan dengan 5 (lima) pendekatan yang telah dikemukakan diatas.
            Setiap anak didik memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu cara memperlakukannya juga akan berbeda-beda.

C.      Rencana Pelaksanaan per Siklus
1.         Prosedur Penelitian
          Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian daur 4 (empat) tahap, yaitu : Merencanakan,  Melakukan Tindakan, Mengamati (Observasi), Merefleksi.
          Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian. Dalam setiap siklus dilakukan 5 (lima) tindakan yang diwujudkan dalam proses pembelajaran selama 2,5 jam dari pukul 07.30 s.d. 10.00 WIB.
          Adapun secara garis besar kegiatan yang dilakukan pada setiap langkah adalah sebagai berikut :
a.         Perencanaan
            Perencanaan tindakan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak didik setelah memperoleh pengetahuan atau pengalaman dengan melibatkan secara aktif anak didik dalam proses pembelajaran yang difasilitasi guru.
Prosedur perencanaan dalam tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1)      Menyusun RKH
2)      Menyiapkan materi kegiatan
3)      Menyiapkan sumber dan bahan
4)      Menyiapkan panduan pengamatan
5)      Menyusun persiapan mengajar
6)      Menyiapkan media yang akan digunakan pada proses pembelajaran.

b.             Pelaksanaan
         Rencana yang telah disusun sesuai dengan langkah yang telah ditentukan dengan Metode Pemberian Tugas dilaksanakan tindakan pada siklus 1 sebagai berikut:
1)        Sebelum KBM guru melakukan apersepsi untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak didik.
2)        Menghangatkan suasana dan memotivasi anak didik dalam proses pembelajaran.
3)        Mengemukakan peraturan dan tata tertib saat memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran.
4)        Mengawasi, memonitor dan bertindak sebagai fasilitator selama proses pembelajaran.
5)        Guru melatih anak didik untuk menyimpulkan proses dan hasil kegiatan meronce dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya merupakan hasil kesimpulan.
6)        Guru memberikan penilaian terhadap motivasi yang ada pada anak didik selama kegiatan meronce.

c.         Observasi
         Observasi dilaksanakan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang telah disusun dapat membuahkan hasil yang baik. Observasi dilaksanakan:
1)      Dengan membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan disertai dengan lembar observasi anak didik.
2)      Menggunakan alat pembelajaran/media manik-manik.
3)      Oleh Guru dan dibantu teman sejawat dengan lembar APKG-PKP.

d.        Refleksi
         Hasil observasi yang diperoleh selama kegiatan meronce dianalisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami. Data yang terkumpul dianalisis untuk mempermudah penarikan kesimpulan.
         Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan selanjutnya. Jika terjadi masalah dari hasil refleksi, maka dilakukan proses pengkajian melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan :
1)      Perencanaan ulang.
2)      Pelaksanaan ulang.
3)      Pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

2.         Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a.         Data
            Data yang akan digunakan sebagai bahan informasi dalam penelitian ditetapkan dari 2 (dua) sumber yaitu dari guru pelaksana tugas dan dari anak didik Kelompok B TK “TUNAS BANGSA” Bandung Kecamatan Kutoarjo semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 11 terdiri dari 6 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Kondisi anak didik terdiri dari berbagai karakteristik bakat, minat dan kemampuan.
b.        Teknik Pengumpulan Data
            Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini hanya menggunakan teknik observasi untuk mengetahui keadaan anak didik selama proses pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi, observer diberi pedoman yang berisi hal-hal pokok yang harus diobservasi.
            Dalam pelaksanaan observasi peneliti dibantu teman sejawat atau observer :
Nama          : PUJI SUSILO RAHAYU
Pekerjaan    : Guru TK
Unit Kerja  : TK “TUNAS BANGSA” Bandung
Tugas          : Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran.
            Data dikumpulkan melalui catatan observasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan siklus terakhir bersama mitra kolaborasi.
            Catatan observasi anak didik dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas anak didik sebagai gambaran meningkatnya motivasi anak didik dalam kegiatan meronce, sedangkan catatan observasi guru pengajar digunakan sebagai bahan perbaikan perencanaan tindakan.

c.     Analisis Data
            Teknik yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut :
b.        Data kualitatif yang diperoleh dari aktivitas anak didik, diklarifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis.
c.         Data observasi setiap aspek pengamatan dihitung frekwensinya (dibuat pointer per aspek) kemudian dikomporasikan antar siklus maupun dengan indikator kinerja.
d.        Data hasil observasi dari guru digunakan untuk merevisi perencanaan tindakan.
            Nilai prosentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
NP =  x 100%
Keterangan:
NP  : Nilai Prosentase                     R    : Jumlah Responden
NK : Nilai Kumulatif
              Selanjutnya nilai prosentase tersebut juga dikomporasikan antar siklus maupun dengan indikator kinerja.